05. Tidak Membayar Zakat

Allah berfirman: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. (Ali Imran: 180)

Dan kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat (Fushshilat: 6-7) Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkah-kannya pada jalan Allah , maka beritahukanlah kepada mereka , (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih , pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu disetrikakan pada dahi , lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka:” Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan (At-Taubah: 34-35)

Rasulullah bersabda, “Tidak ada pemilik emas dan perak yang tidak mengeluarkan zakatnya kecuali pada hari kiamat nanti akan dibentangkan baginya papan-papan dari api, lalu ia ditelentangkan di atasnya , di neraka jahannam . Maka dia akan dipanggang dengan itu pada dahi dan punggungnya. Setiap kali dingin papan itu akan dipanaskan lagi untuknya. Satu hari di sana sama dengan limapuluh ribu tahun. Begitu sampai Allah menghakimi manusia seluruhnya dan dia pun tahu ke mana jalan yang akan ditempuhnya; ke surga atau ke neraka.” Seseorang bertanya, ” Wahai Rasulullah , bagaimana tentang unta?” Beliau menjawab , “Dan tidak pula pemilik unta yang tidak mengeluarkan zakatnya kecuali pada hari kiamat nanti akan dihamparkan tanah yang sangat lapang , dipenuhi oleh unta-untanya yang benar-benar sehat dan gemuk, tanpa ada satu anak unta pun yang tertinggal. Semua unta itu menginjaknya dengan telapak kakinya dan menggigitnya dengan mulutnya. Setiap kali unta terakhir melakukannya di datangkan lagi unta pertama. Itu dalam satu hari yang sama dengan limapuluh ribu tahun Begitu sampai Allah menghakimi manusia seluruhnya dan dia pun tahu ke mana jalan yang akan ditempuhnya ; ke surga atau ke neraka Seseorang bertanya lagi, Wahai Rasulullah, lalu bagaimana dengan sapi dan kambing?” Beliau menjawab , “Begitu pula dengan pemilik keduanya jika tidak membayar zakatnya. Akan dihamparkan tanah yang sangat lapang, dipenuhi oleh sapi-sapi dan kambing- kambing yang benar-benar sehat dan gemuk, tidak ada tanduk yang bengkok, patah , atau yang tidak bertanduk. Semuanya akan menanduknya dan menginjak-injaknya dengan kaki-kakinya. Itu dalam satu hari yang sama dengan limapuluh ribu tahun Begitu sampai Allah menghakimi manusia seluruhnya dan dia pun tahu ke mana jalan yang akan ditempuhnya; ke surga atau ke neraka.”

Rasulullah bersabda, ” Tiga orang yang pertama kali masuk neraka adalah penguasa yang bengis, hartawan yang tidak membayarkan hak Allah pada hartanya, dan orang miskin yang sombong.”

Abdullah bin Abbas berkata, “Barangsiapa memiliki harta yang cukup untuk menunaikan ibadah haji tetapi ia tidak menjalankannya atau memiliki harta sampai sebatas mshab tetapi ia tidak membayarkan zakatnya, niscaya akan meminta raj’ah (kembali) di kala mati.” Seseorang berujar, M Bertaqwalah kepada Allah, wahai Ibnu Abbas. Hanyasanya orang-orang kafir sajalah yang meminta rajâah! Ibnu Abbas pun menjawab, “Akan aku bacakan satu ayat (yang artinya)’Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, lalu ia berkata, ‘Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian) ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh’ (Al-Munafiqun: 10)

Maksud bersedekah adalah membayar zakat, dan maksud menjadi salah seorang saleh adalah menunaikan haji.” Seseorang bertanya, “Berapa nishab harta? ” “Jika telah mencapai 200 dirham, wajib dikeluarkan zakatnya’, jawab Ibnu Abbas. “Apakah yang mewajibkan haji?”, tanya seseorang lagi. Beliau menjawab, “Perbekalan dan kendaraan.”

Perhiasan yang biasa atau disiapkan untuk dipakai tidak wajib dikeluarkan zakatnya. Lain halnya dengan perhiasan yang sengaja dihimpun atau disimpan, wajib dikeluarkan zakatnya.

Harta perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa dikaruniai harta oleh Allah tetapi tidak mau membayarkan zakatnya , niscaya pada hari kiamat nanti hartanya akan diwujudkan sebagai ular ganas yang memiliki dua taring bisa. Ular itu melilitnya pada hari kiamat dan mencabik-cabiknya pada kedua sisi mulutnya sambil berkata, ‘Akulah hartamu, akulah perbendaharaanmu!” Lalu beliau membaca ayat: Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. (Ali Imran: 180)

Berkenaan dengan firman Allah, Pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka jahannam, lalu disetrikakan pada dahi, lambung dan punggung mereka.(At-Taubah: 35) Ibnu Mas’ud berkata, “Keadaannya bukan dinar ditumpuk-tumpuk pun bukan dirham ditumpuk-tumpuk. Tetapi masing-masing dinar dan dirham dihamparkan yang mana kulitnya telah dilebarkan sedemikian rupa sehingga masing-masing dinar dan dirham mengambil tempatnya.’”  Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (331 6). dan isnadnya dhalf.

At-Tirmidzi mendhaifkannya dan menyatakan  Jika ada yang bertanya mengapa khusus dahi, lambung, dan punggung yang terkena siksaan ini, maka jawabnya sebagai berikut. Apabila seorang hartawan yang kikir melihat orang fakir pastilah masam mukanya, ia lebarkan dahinya, lalu berpaling (menarik lambungnya ke samping). Dan jika orang fakir tadi mendekatinya niscaya dia akan membelakanginya (menampakkan punggungnya). Nah, ia nanti akan disiksa pada ketiga bagian tubuhnya itu, agar balasan siksa itu setimpal dengan apa yang telah dia lakukan.

Rasulullah bersabda, “Lima dengan lima.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah lima dengan lima itu?” Beliau menjawab, ” Tidaklah suatu kaum itu melanggar perjanjian kecuali Allah akan menguasakan atas mereka musuh mereka. Tidaklah manusia itu berhukum dengan selain hukum Allah kecuali akan tersebar kefakiran pada mereka. Tidaklah perbuatan keji tampak pada mereka kecuali kematian akan merajalela. Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali paceklik dan kegersangan akan menimpa mereka. Tidaklah mereka menolak pembayaran zakat kecuali hujan akan dicegah turun pada mereka .”

Nasihat Bagi yang Terpedaya Dunia

 

Katakanlah kepada orang-orang yang disibukkan oleh dunianya, sesungguhnya barang apa saja yang mereka kumpulkan itu tidak mendatangkan manfaat sama sekali. Yaitu ketika ancaman bagi mereka menjelang. Pada hari dipanaskan apa yang mereka kumpulkan itu di dalam neraka Jahannam, lalu disetrikakan pada dahi, lambung dan punggung mereka. Bagaimana bisa lenyap dari hati dan akal mereka, firman Allah, u Pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu disetrikakan pada dahi, lambung dan punggung mereka.” (At-Taubah: 35)

Harta itu dibawa ke tempat pelaksanaan siksa. Lalu diletakkan di tempat pemanggangan (api neraka) dan dibakar guna memper-berat siksaan. Kemudian dibuatlah lempengan-lempengan (dari api neraka) supaya pembakaran kulit lebih merata. Setelah itu didatang-kanlah orang yang telah kehilangan petunjuk, berjalan ke tempat itu tidak bersama kaum yang bersinar cahaya mereka. Kemudian dipa-naskan emas dan perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu disetrika-kan pada dahi, lambung, dan punggung mereka.

Dulu, jika seorang miskin menemui mereka maka yang didapatnya hanyalah keperihan hati. Jika si miskin itu meminta sesuatu dari mereka maka mereka segera berpaling dengan segala murka. Duhai, rupanya mereka lupa hikmah Allah dalam menciptakan si kaya dan si miskin. Betapa berat kesedihan yang akan mereka jumpai. Pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka J ahannam, lalu disetrikakan pada dahi, lambung dan punggung mereka. Usai kematiannya, adalah ahli waris yang menikmati harta tanpa bersusah payah. Orang yang mengumpulkannya akan ditanya, “Darimana dan apa saja yang kamu dapatkan?”. Onak baginya, daging buah bagi pewarisnya. Mana lagi ketamakan mereka?!

Di mana akal mereka? Pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu disetrikakan pada dahi, lambung dan punggung mereka. Seandainya saja Anda menyaksikan mereka di lapisan-lapisan neraka, menggeliat-geliat di atas bara dirham dan dinar, tangan kanan dan tangan kiri mereka dibelenggu, karena kebakhilan mereka dahulu. Kalau saja Anda melihat mereka di dalam neraka Jahannam, diberi minum dari timah panas, lalu mereka berte-riak-teriak, pada hari itu emas dan perak dilebur di dalam Jahannam, lalu dahi, lambung, dan punggung mereka dibakar dengannya. Sudah berapa banyak nasehat yang diberikan kepada mereka di dunia, namun tidak ada di antara mereka orang yang mendengarkannya. Berapa banyak mereka ditakut-takuti dengan siksaan Allah, namun tidak ada di antara mereka yang merasa takut. Seolah-olah dengan harta mereka, mereka telah menjadi Syuja’ Aqra’ (ular besar), sehingga apalah arti tongkat dan bukit Thur mujizat Musa. Sekali lagi ‘Pada hari dipanaskan emas perak itu di dalam neraka Jahannam, lalu disetrikakan pada dahi, lambung dan punggung mereka.’

Hikayat

Diriwayatkan dari Muhammad bin Yusuf al-Firyabiy katanya, “Suatu hari, saya bersama dengan beberapa sahabat pergi mengun-jungi Abu Sinan. Setibanya kami di sana dan kami sudah duduk-duduk bersamanya ia berkata, ‘Mari kita mengunjungi dan berta’ziyah ke rumah tetangga yang baru saja ditinggal mati oleh saudaranya.’ Kami berangkat dan kami temui laki-laki tetangga Abu Sinan sedang me-nangis dan tampak terguncang. Kami menghibur dan mengucapkan belasungkawa. Namun, ia tidak menenma kata-kata penghiburan dan ucapan belasungkawa, (dan ia terus menangis, pent ) . Kami katakan kepadanya, ‘Bukankah kematian itu adalah suatu jalan yang sudah pasti?’ Ia menjawab, ‘Benar. Tetapi aku menangisi adzab yang akan diderita saudaraku setiap pagi dan petang!’ ‘Apakah Allah memper-lihatkan yang ghaib kepadamu?’, tanya kami semua, la menjawab, ‘Bukan. Hanya saja seusai aku menguburkannya dan tanah sudah aku ratakan serta orang-orang sudah kembali ke tempat masing-masing, aku duduk di sisi kuburannya. Tiba-tiba terdengar suara, ‘ H e i ! Dudukkan aku sendirian! Aku akan menghadapi adzab! Aku sudah menunaikan shalat! Aku sudah berpuasa!’ Kata-kata itu membuatku menangis. Dengan segera aku bongkar kuburannya untuk melihat keadaannya. Aku dapati api menyala-nyala di dalam kuburnya. Juga, di lehernya ada belenggu dari api. Sebagai saudara aku kasihan melihatnya, dan aku pun berusaha untuk memindahkan belenggu api itu dari lehernya dengan tanganku. Namun jari-jari dan tanganku terbakar.’ Lalu orang itu menunjukkan tangannya yang menghitam, terbakar. ‘Lalu aku kembalikan tanah yang tadi kugali dan aku pun pulang. Bagaimana aku tidak menangis dan bersedih karenanya?’, lanjutnya. Kami bertanya lagi, ‘Apa yang dilakukan oleh saudaramu semasa hidupnya di dunia?’ ‘Dulu, ia tidak membayar zakat atas hartanya.’, jawabnya. Lalu kami katakan, ‘Ini adalah pembenaran dari apa yang difirmankan oleh Allah: Sekali-kali, janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia- Nya menyangka bahwa kebakhilan mereka itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. (Ali ‘Imran: 180)

Adapun saudaramu, adzabnya di segerakan di alam kubur sam-pai hari kiamat? Lalu kami pulang dan kami menemui sahabat nabi, Abu Dzar agL, lalu menceritakan kisah laki-laki itu kepadanya. Kami katakan juga, ‘Pada orang Yahudi dan Nasrani yang mati, kami tidak melihat kejadian seperti itu!’. Abu Dzar berkata, ‘Adapun mereka, tidak diragukan lagi bahwa mereka penghuni neraka. Hanyasanya Allah menampakkan kepada kalian terjadi pada orang yang punya iman, adalah supaya kalian mengambil pelajaran darinya.

Judul : Al Kabaair (Dosa-Dosa Besar)

Penulis: Syamsuddin Muhammad bin Utsman bin Qaimaz At-Turkmaniy Al-Fariqiy Ad-Dimasyqiy Asy-Syafi’iy (Imam Adz Dzahabi)

Penerbit: Maktabah Al-Malik Fahd Al-Wathaniah

Penerjemah: Abu Zufar Imtihan Asy-Syafi’i,

Penerbit: Pustaka Arafah – Solo, Cetakan: V. Mei 2007.

Diringkas oleh penulis blog dari : kampung sunnah

22 pemikiran pada “05. Tidak Membayar Zakat

  1. Salam Takzim
    Selamat pagi kang, mohon maap baru bisa hadir, terimakasih saya sampaikan atas partisipasi yang diberikan kepada humberqu, sekalian izin menyerahkan artikel ini ke dewan Juri ya
    Salam Takzim Batavusqu

Tinggalkan komentar