Pak Harto diusulkan menjadi pahlawan nasional, bangsa ini kemudian berpolemik. Bukan kali ini saja ada pro kontra tentang orang yang digelari Bapak Pembangunan melalui Tap MPR V tahun 1983 ini. Pak Harto memang keren. Meski perangai politiknya sering dihujat sebagai korup, otoriter dan anti demokrasi, tak sedikit yang menyanjung jasa-jasanya. Buktinya menjelang coblosan 2009 lalu. Parpol yang paling sering mencela Pak Harto pun memasang nama dan gambarnya di tayangan iklan tentang pahlawan bangsa. Waktu itu bangsa ini pun geger. Banyak enerji terkuras membahas jasa dan cela mantan penguasa yang beberapa waktu lalu diperingati 1000 hari kematiannya.
Gelar pahlawan memang selalu memunculkan kontroversi. Imej bahwa pahlawan adalah manusia super dijadikan alasan untuk tak membolehkan setitik noda pun di figur pahlawan. Tetapi tak ada manusia yang sempurna. Mencari orang yang tak punya cela, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Oleh karenanya mencari pahlawan bukanlah mencari orang yang tanpa cela, tetapi pada sebuah nilai yang dibawa oleh sosok seorang pahlawan.
Mari kita baca kembali Serat Tripama, yang ditulis KGPAA Mangkunegoro IV pada 1860an. Tripama yang bermakna tiga perumpamaan atau tiga teladan, berisi bait-bait syair tentang patriotisme tiga pahlawan yaitu Aryo Kumbakarna (Alengka), Patih Suwanda (Maespati) dan Adipati Karna (Awangga). Mangkunegoro IV menemukan nilai keutamaan pada tiga sosok dimaksud. Patih Suwanda dalam hal kesetiaan pada atasan. Aryo Kumbakarna dalam hal kecintaan pada tanah air. Dan Adipati Karna dalam konteks loyalitas dan keteguhan sumpah. Dan kemudian memang tak ada yang membantah bahwa dengan keutamaan itu mereka pantas menjadi teladan meski ketiganya bukanlah persona yang terhindar dari alpa.
Siapa yang tak mengenal sisi fenomenal Adipati Karna. Adipati Karna dicatat sebagai menantu yang tak terlalu berbakti pada mertuanya, Prabu Salya. Yang paling dilematis adalah ketika Kunti, ibu kandungnya, memintanya untuk bergabung dalam barisan perang Pandawa. Adipati Karna menolak. Ia memilih bertarung dengan Arjuna, adik seibu yang seimbang kepiawaiannya dalam memanah. Ia berutang budi pada Duryudana dan telah bersumpah untuk membalas persaudaraan itu dengan sebuah loyalitas. Dan loyalitas itu ia buktikan hingga hembusan nafas terakhirnya. Nilai itulah yang dalam Tripama dituliskan untuk dapat menjadi inspirasi bagi para pembacanya.
Mungkin tak begitu tepat untuk menganalogikan Adipati Karna pada polemik Pak Harto. Tapi kita yang belum rabun hatinya hendaklah bisa melihat secara utuh bahwa ada banyak sisi terang Pak Harto yang bisa dianggap sebagai sebuah nilai positif. Ingatan kolektif kita masih merekam jejak Pak Harto mewariskan sederet prestasi yang sepertinya belum bisa diduplikasi oleh penerusnya. Pak Harto menciptakan sebuah kurun yang penuh keteraturan, gemah ripah yang sesungguhnya, yang juga dinikmati oleh orang-orang yang hari ini paling lantang mencelanya.
Hari ini kita akan melihat apakah gelar itu melekat pada nama Pak Harto atau tidak. Gelar pahlawan tak memberi manfaat apapun bagi Almarhum Pak Harto. Dijuluki pahlawan atau tidak, Pak Harto tinggal sebuah nama yang kini berada di alam keabadian. Alangkah sia-sia jika waktu dan enerji dicurahkan hanya untuk mengupas nama Pak Harto. Tak ada gading yang tak retak. Maka gading terbaik bukanlah yang tanpa retakan, tetapi gading yang menjulang, yang memancarkan kekuatan dan kewibawaan. Predikat pahlawan bisa saja menjadi milik Pak Harto, bisa juga tidak. Tetapi bagi saya, sepanjang manusia bisa menampilkan sebuah sisi fenomenal yang menjadi inspirasi dan keteladanan, maka siapapun termasuk Pak Harto, layak disebut pahlawan.
sumber gambar: tribunnews.com
keteladan yg diwariskan pak harto mungkin ya koprupsi itu. yg sampai sekarang masih berlanjut
salam..
semoga kamu tidak mengikuti halitu yahh.. hahaha
semua kita bisa menjadi pahlawan, krn pahlawan adalah orang yang mampu berbuat banyak untuk kemaslahatan umat 🙂
Ada sisi keberhasilannya tentu ada sebaliknya,,wong uwong ,,kepiye toh..
Saya kurang ngerti soal beliau,,tahupun cuman katanya dan katanya saja
Saya tidak terlalu memahami permasalahan ini. Mungkin karena sifatnya yang kontroversial, maka saya enggan untuk mengikutinya lebih jauh.
Buat saya, jadi Pahlawan buat orang2 terdekat dan lingkungan, tidak perlu pengukuhan dan pengakuan,, tetapi kalo “Pahlawan” yang diberikan dari pemerintah adalah yang akan di gugu dan ditiru oleh generasi berikutnya,, kalo sejarah yang sebenarnya aja belum lurus, gimana nasib kelanjutan generasi berikutnya ya mas??
benar2 dilematis …
saya termasuk yg tidak setuju jika beliau mendapat gelar pahlawan, namun jasa2 baiknya juga tidak dipungkiri ada dan berguna untuk kita. biarkanlah beliau berisitirahat dalam damai.
Selamat malam mas…
Kalau aku sih menilainya kalau emang seorang yang ihlas berkorban untuk negara, maka dia gak akan mau diangkat sebagai pahlawan…
Tetapi orang yang ada udang dibalik batu, maka dia akan mengemis-ngemis bahwa dirinya (pendukungnya) adalah berjasa…
mungkin belum tahun ini…mungkin tahun berikutnya…
sebagai pemimpin, beliau memang luar biasa piawai. Sangat efektif dan mampu mengambil hampir semua tindakan yang memang perlu diambil. Sebagai pahlawan …., bagaimana ya? ko sepertinya kurang cocok ya?
pak harto * maaf anda belum beruntung coba lagi
Saya setuju sekali dengan petikan ini:
Alangkah sia-sia jika waktu dan enerji dicurahkan hanya untuk mengupas nama Pak Harto. Tak ada gading yang tak retak. Maka gading terbaik bukanlah yang tanpa retakan, tetapi gading yang menjulang, yang memancarkan kekuatan dan kewibawaan.
sebab, dalilnya jelas: ‘manusia tukang salah dan lupa’…jangan buang enerji untuk hal yang sudah lewat..mari kita lakukan langkah nyata…gelar pahlawan akan datang dengan sendirinya pada siapa saja 🙂
semua harus dilihat sisi positifnya bagi kemajuan bangsa…
Tidak ada pahlwan yang tidak cacat.
Semua pahlawan memiliki sisi gelap. Mengenai Pak Harto, saya menyerahkannya kepada Dewan yang bertugas untuk menentukan layak tidaknya seseorang mendapat gelar Pahlawan.
menurut saya bagaimanapun beliau tetap pahlawan
apapun kesalahan yang dimunculkan tidak akan pernah mengurangi kepahlawanan Soeharta yang telah membela kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan selama 32 tahun pemerintahan Soeharto
pahlawan atau bukan, setidaknya beliau sudah pernah berjasa bagi negeri ini ..
setuju dengan mas Aldy kita serahkan saja pada dewan yang bertugas untuk menentukannya ..
hehe betul mas 🙂 kalao saya sih g begitu menghiraukannya.. memang sih banyak yang mencela tapi yang mencela sampai sekarang g bisa berbuat banyak bagi indonesia..biarkan pa ato tenang di alam sana 😀
Siapa pun orangnya, marilah tetap menjalin persaudaraan dan cintailah bangsamu, negaramu. Sedangkan mencintai bangsa merupakan sebagian dari iman. Bangsa yang besar merupakan bangsa yang dapat menghargai jasa para perjuangan para pahlawannya.
Tiada gadimg yang tak retak, dan tiada orang yang sempurna dalam hidup ini. Diakui atau tidak, bangsa ini telah merasakan hasil dari buah karya para pemimpin bangsa ini.
Dengan mengatasi permasalahan yang kecil; maka, bangsa ini dapat mengatasi permasalahan yang besar.
Sukses selalu
Salam ~~~~ “Ejawantah’s Blog”
Kadang kita terlalu fokus pada titik noda hitam di lembaran kertas putih.
semua orang pasti punya sisi baik dan buruk,bgitu juga dengan pak harto,ada yg menyanjung tp nggak sedikit jg ya mencela…
semoga kita bisa mengambil sisi positif dari beliau..
Hmm… semoga kontroversi ini segera selesai, entah jadi atau tidak diberi gelarnya…
Kira2 apa keuntungannya bila mendapatkan gelar pahlawan nasional?
pak harto adalah manusia biasa, dengan segala kekurangan dan kelebihannya
ngasih gelar aja koq repot
Ku merasakan damai hidup di zaman pak Harto, negara lain juga saat itu sangat menyegani Indonesia ..
Sekarang , liat ja sendiri .. hehehe .. 🙂
ada beberapa sisi baik yg bisa diambil dari pak harto. tapi sebelum beliau, mungkin ada banyak orang lagi yg lebih layak. :3
saya ingat masa kecil saya, semua terasa aman, saya tahu Indonesia terkenal karena swasembada pangannya.
Orang Amerika bahkan heran bagaimana bisa menyatukan ribuan pulau dari yang besar hingga yang kecil menjadi kesatuan yang terjaga kuat.
saya setuju, tidak ada manusia yang sempurna, jika memang banyak orang yang menghujat Pak harto saat ini, saya tidak perduli. Bagi saya Beliau akan tetap saya ingat sebagai Presiden yang pernah membawa kedamaian di Indonesia, tidak perduli apakah akan mendapat gelar Pahlawan atau tidak. Karena yang Pak Harto sekarang lebih memerlukan doa terutama dari anak keturunannya.
Semoga almarhum diampuni segala dosa dan kesalahannya dan diterima amal ibadah selama didunia dan mendapatkan tempat yang layak disisi-NYA. Amin
akhirnya nama pak harto memang tdk masuk dalam daftar nama pahlawan yang diumumkan oleh pemerintah. saya sepakat, mas sedjatee, kita ndak perlu menghabiskan energi dan tenggelam dalam kontroversi seputar gelar pahlawan, toh, pahlawan tdk harus selalu lahir dari istana. relawan yang rela mengorbankan diri di lereng merapi, merekalah pahlawan yang sedjatee.
Énak’é diadaken PEMILU-PAHNAS, terus penghitungan suaranya pakai Quick-Count.
Piyé…akur ora?
Pahlawan ataupun tidak, nama beliau akan tercatat dalam sejarah sebagai Presiden ke 2.
Sy juga sependapat mas Sedjati & idem dengan Mas Sawali.
Salam hangat Mas
yah saya pikir mending enerji digunakan buat hal yang lebih berguna, apalagi yang dibicarakan orang yang sudah mati.. hem kliatannya kok enggak etis ya.. satu hal banyak loh orang-orang yang semestinya layak untuk disebut pahlawan, tapi kadang kita sendirilah yang justru melupakan peran pentingnya dalam kehidupan.. contohnya Petugas palang pintu K.A, tukang sapu jalan dan banyak lagi yang lainnya…
pahlawan itu tergantung mereka yang menganggap dia adalah seorang Pahlawan, jadi terserah kita semua deh menganggap Pak harto sebgai apa.. lebih bijaksana disimpan aja dihati masing-masing jawabannya, ketimbang engkel-engkelan
Apa artinya pemberian gelar pahlawan jika dibelakang semua itu ada keinginan, atau kepentingan tersembunyi yang ingi dinikmati …
Salam sukses dari Solo …
tak bisa dipungkirin kalo pak Harto juga pernah berjasa mengangkat derajat bangsa Indonesia di mata dunia .:)
bangsa ini seakan banyak meminta tapi pelit memberi.. terlalu sistematis dalam mengapreasiasi tapi sok tegas dalam mencaci..
bagi saya, terlepa raport negatifnya, pak harto layak mendapat gelar pahlawan…
pahlawan sejati ga butuh gelar, biar masyarakat yg menilai… beliau itu pahlawan atau koruptor…
toh kalo dibilang koruptor, justru korupsi setelah reformasi makin parah…
Kemakmuran dan kesuksesan sebuah bangsa sangat tergantung dari prilaku pemimpinnya. Kerusakan suatu bangsa dibuat seorang pemimpinnya takkan bisa diperbaiki dengan mudah, butuh waktu yang lama. Republik Indonesia ini butuh pemimpin yang punya program yang luar biasa, karena bangsa ini akan semakin tertinggal dibanding dengan tetangganya. Marilah kita melihat sebanding enggak kerusakan bangsa ini akibat kepemimpinan seseorang lalu kita beri dia gelar pahlawan, apa kata anak cucu kita yang jadi susah akibat perbuatannya?